Dalam rangka pengabdian kepada masyarakat, tim Research Group (RG) Kedokteran Olahraga, Fakultas Kedokteran UNY yang beranggotakan Prof. Dr. dr. BM Wara Kushartanti, M.S., Prof. Dr. dr. Rachmah Laksmi Ambardini, M.Kes., Prof. Dr. Sulistiyono. M.Pd., dr M. Ikhwan Zein, Sp.KO.(K), dr Arif Setyo Wibowo, Sp.An-TI, dan dr Jeffrey Ariesta Putra, Sp.BD.MAS, menyelenggarakan edukasi bertajuk “Enhancing Performance and Safety for Runners”, Sabtu (24/5).

Kegiatan ini menekankan pada pentingnya pemenuhan kebutuhan asupan cairan dan elektrolit bagi pelari, baik sebelum, selama, maupun setelah berlari sebagai langkah pencegahan cedera akibat lingkungan panas pada pelari rekreasional. Pemaparan disampaikan oleh dr M. Ikhwan Zein, Sp.KO.(K), pakar Kedokteran Olahraga yang menjelaskan tentang penurunan secara signifikan dan peningkatan risiko cedera akibat dehidrasi. Selain itu, kegiatan ini juga membahas beberapa topik strategis, seperti:

• Strength and conditioning untuk pelari dalam mendukung efisiensi gerak dan pencegahan cedera, yang disampaikan oleh Suryo Agung Wibowo, M.Pd.
• Jenis-jenis cedera umum pada pelari seperti shin splint, ITB syndrome, dan plantar fasciitis, lengkap dengan pendekatan penanganan berbasis evidence-based practice, yang disampaikan oleh dr Andi Kurniawan, Sp.KO(K)
• Strategi pemulihan pasca latihan, termasuk nutrisi pemulihan, teknik pendinginan, hingga peran tidur, yang disampaikan oleh dr M. Ikhwan Zein, Sp.KO.(K)
• Serta penanganan pertama henti jantung saat olahraga, yang menekankan pentingnya pelatihan dasar bantuan hidup (CPR) dan penggunaan AED di area olahraga, yang disampaikan oleh dr Arif Setyo Wibowo, Sp.An.-TI.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat dibuka oleh Dekan Fakultas Kedokteran UNY, dr Kartika Ratna Pertiwi, M.Biomed.Sc, Ph.D dan dimoderatori oleh Coach Qomar, S.Pd. pada sesi 1 dan dr. Jeffrey Ariesta Putra, Sp.BD.MAS pada sesi 2.  Kegiatan ini  dihadiri oleh mitra pengabdian dari komunitas lari Cross Limit, mahasiswa, pelatih olahraga, serta  tenaga kesehatan olahraga berjumlah 65 orang. Dalam sesi praktik, peserta diajak mengenali tanda-tanda dehidrasi, serta simulasi penanganan kegawatdaruratan jantung di lapangan.

Ketua RG Kedokteran Olahraga, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen institusi dalam menjembatani ilmu pengetahuan dengan kebutuhan praktis masyarakat, khususnya dalam dunia olahraga dan kebugaran. “Pelari rekreasional maupun profesional perlu mendapatkan edukasi yang tepat agar dapat berlatih dan berkompetisi dengan aman, efektif, dan berkelanjutan,” ujarnya. Kegiatan ini diharapkan menjadi awal dari rangkaian edukasi publik yang lebih luas mengenai sport medicine untuk semua kalangan, dengan pendekatan yang aplikatif dan berbasis riset.